Dalam Hal Sampling dapat dilakukan untuk fungsi yang berbeda-beda dalam ruang, waktu, atau dimensi lain, dan hasil yang sama diperoleh dalam dua atau lebih dimensi.
Untuk fungsi yang bervariasi dengan waktu, mari kita (t) menjadi fungsi kontinu (atau "sinyal") untuk sampel, dan membiarkan pengambilan sampel dilakukan dengan mengukur nilai dari fungsi kontinu setiap detik T, yang disebut sampling interval . Dengan demikian, fungsi sampel diberikan oleh urutan:
s (nT), untuk nilai-nilai integer n.
The frekuensi sampling atau sampling rate f s didefinisikan sebagai jumlah sampel yang diperoleh dalam satu detik (sampel per detik), sehingga f s = 1 / T.
Merekonstruksi fungsi kontinu dari sampel dilakukan dengan algoritma interpolasi. The Formula Whittaker-Shannon interpolasi secara matematis setara dengan ideal lowpass filter yang input adalah urutan fungsi Dirac delta yang dimodulasi (dikalikan) dengan nilai-nilai sampel. Bila interval waktu antara sampel yang berdekatan adalah konstan (T), urutan fungsi delta disebut sisir Dirac . Secara matematis, sisir Dirac termodulasi adalah setara dengan produk dari fungsi sisir dengan s (t). Bahwa fungsi matematika murni sering longgar disebut sebagai sinyal sampel.
Kebanyakan sinyal sampel tidak hanya disimpan dan direkonstruksi. Tapi kesetiaan rekonstruksi teoritis adalah ukuran adat efektivitas pengambilan sampel. Bahwa kesetiaan berkurang ketika s (t) mengandung komponen frekuensi tinggi dari f s / 2 Hz , yang dikenal sebagai frekuensi Nyquist dari sampler. Oleh karena itu s (t) biasanya merupakan output dari filter lowpass , fungsional dikenal sebagai filter "anti-aliasing". Tanpa anti-aliasing filter, frekuensi yang lebih tinggi daripada frekuensi Nyquist akan mempengaruhi sampel dengan cara yang disalahartikan oleh proses interpolasi. Untuk detail, lihat Aliasing .
Contoh sampling lewat matlab:
T = 1/f;
tmin = 0;
tmax = 1*T;
dt = T/1000;
dt1 = 1/2500;
t = tmin:dt:tmax;
djuna = (2*pi*f*t);
waski = tmin:dt1:tmax;
x = sin(djuna);
y = cos(djuna);
z = square(djuna);
x1 = sin(2*pi*f*waski);
x2 = cos(2*pi*f*waski);
x3 = square(2*pi*f*waski);
subplot(221)
plot(t,x,'y');
hold on
stem(waski,x1)
xlabel('Waktu (det)');ylabel('Amplitudo'); title('Gelombang Sinus')
subplot(222)
plot(t,y,'y');
hold on
stem(waski,x2)
xlabel('Waktu (det)');ylabel('Amplitudo'); title('Gelombang Cosinus')
subplot(223)
plot(t,z,'y');
hold on
stem(waski,x3)
xlabel('Waktu (det)');ylabel('Amplitudo'); title('Gelombang Kotak')
Gambar sampling sinyal pada matlab
Garis kuning merupakan sinyal kontinyu, dan garis diskritnya merupakan hasil samplingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar